Kamis, 06 November 2008

Pengalaman Pertama


Ini kali pertama saya ikut lomba jurnalistik. Sebenarnya banyak ajang lomba jurnalistik yang diadakan berbagai lembaga, termasuk AJI (Aliansi Jurnalis Independen). Tapi tidak banyak yang mengakomodasi jurnalis TV.

Kebetulan sekali Sampoerna mengadakan Anugerah Adhiwarta Sampoerna 2008 yang melombakan beberapa katagori media, termasuk televisi. Saya pikir ini peluang emas untuk ikut.

Berharap menang itu pasti. Menang kan harapan semua orang. Tapi yang lebih penting adalah pengalaman ikut lomba.

Untuk materi lomba, saya mengangkat Mochson, si penanam hutan mangrove di kawasan Wonorejo, Surabaya. Liputan berbentuk profil, sudah ditayangkan di Seputar Jatim (RCTI) dan Lintas Jatim (TPI) pada Rabu (27/8) lalu. Kira-kira isi beritanya bisa Anda simak di posting sebelumnya.

Untuk membuat liputan ini, saya bela-belain pinjam kamera teman, yang hasilnya jauh lebih bagus daripada handycam mungil yang sehari-hari saya pakai untuk liputan. Bukannya tidak pede kalau tidak pakai kamera sendiri. Tapi sekadar ingin dapat hasil yang prima.

Saya berharap dapat mencantumkan prestasi saya—jika menang— di Curriculum vitae saya. Ini tentu saja dapat menambah nilai plus saat bagi saya dan media tempat saya bekerja, juga bagi wadah tempat saya berserikat di AJI Surabaya.

Saya berharap bantuan doa dari teman-teman dan para penikmat LOMBOK! Agar saya dapat mengukir prestasi di ajang lomba bergengsi ini. Terimakasih, Tuhan senantiasa memberkati semua usahana baik kita.

4 komentar:

JudithNatalia mengatakan...

Pasti saya doakan mas...sukses ya...amiiinnn

LOMBOK! mengatakan...

terima kasih, Tuhan senantiasa memberkati kita :)

Cakrabrata mengatakan...

JADI IRI INGIN IKUTI JEJAK KAWAN SATU INI. IKUT LOMBA ADALAH HARAPAN AGAR BISA NGUKUR SAMPAI DIMANA KEMAMPUAN INI.SUKSES MAN.
DI TUNGGU TRAKTIRANNYA

Anonim mengatakan...

tenang aja Brother... pasti ada lomba2 lain yg ngantre untuk diikuti. klo ada kabar tak forward ke dirimu



Robin Moyer pada 1982 memotret beberapa jenazah pengungsi Palestina yang dibantai di Beirut, Lebanon.
jika hati bergetar,
andai darah mendidih,
rangkai kata kunanti
pada puisilombok@gmail.com