Kamis, 13 November 2008

AKULAH BINATANG

Surabaya, 24 November 1998


Aku riang gegap gempita ketika kudengar kabar
ada yang tertumbuk di sana.
Aku rasa senangbukan kepalang saat berita tersiar
ada yang terhujam bayonet di sana.
Sekali lagi aku gembira waktu laporan bicara
ada yang dihujani gebukan buluh rotan di sana
Aaaah….. betapa hiburan yang romantis.

Akulah raksasa.
Siluman bertubuh besar, gergasi berambut api,
bertanduk sembilan.
Rautku bengis seram merah padam
dengan taring-taringku runcing ganas buas menyeringai.

Akulah binatang.
Selalu lapar daging segar manusi
dan darahnya yang merah menggiurkan.
Senantiasa haus akan tangis manusia
yang memohon belas kasihanku.
Aku selalu rakus untukmenghisap sumsum
dan otak manusia yang anyir nan lezat.

Tanganku bagaikankarang ini,
tak akan ada yang bisa menghentikan untuk selalu menggocoh.
Amukanku bak topan badai ini,
akan menyingkirkan semua pembendung congkakku.
Nafsuku yang sekeras baja ini,
tak akan ada yang menerobos tembus.
Kakiku yang sedasyat letusan Krakatau,
selalu siap melantak segala penghalang nafsuku.

Akulah Raksasa!
Akulah Binatang!
Ha Ha Ha
Ha Ha Ha
Ha Ha Ha

2 komentar:

JudithNatalia mengatakan...

Wow...serem amat mas sekilas liat gambarnya.Pedeeesss!

LOMBOK! mengatakan...

klo gambarnya kan cuma nyocokin aja, cari2 di search engine.
namanya binatang bin raksasa ya pasti serem hehehehe.
txh :)



Robin Moyer pada 1982 memotret beberapa jenazah pengungsi Palestina yang dibantai di Beirut, Lebanon.
jika hati bergetar,
andai darah mendidih,
rangkai kata kunanti
pada puisilombok@gmail.com