
Surabaya, 21 November 2009
Ambil parang tebas leher!
Siram bensin, bakar!
Busur dihunus, lesat panah menikam!
Tangan mengepal, Tuhan tamengnya!
Haus melihat darah membanjir
Lapar mendengar rintih ampunan
Galau jika tiada perang
Ria kala anarki
kalau mati, masuk surga
kalau hidup, apa nista?
pak tua jaja tahu
selalu bikin, jualnya keliling kampung
tawarkannya melolong
paginya sampai siang, sorenya hingga malam, malampun terus pagi
sepeser kumpul, setali hitung
ini untuk bekal energi
BERANI MATI?
berani hidup?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar