Surabaya, 7 Juni 2008
bergelut kelu temaram
menabuh mangkuk kusam, ting! ting! ting!
itu sendok bebek mengirama bertempo ting! ting! ting!
tak jua laku bersurut kurang 7 mangkuk ini
aku letih ngilu
pundakku lekang dikalungi buluh ini
kerikil menggigiti tumitku tak bisa dihalangi sendal jepit tipis lagi
rumahku masih jauh dari ini
kacang ijo bubur diterangi oblik jelaga
pinggangku peyok lantaran runtuh
tempo terus ting! ting ! ting!
masih kusimpan 7 mangkuk ini
semua gang tak lagi congkak
semua debu jeda bergolak
ting!
itu kulihat aku teronggok
pikul memburai, para mangkuk para sirna
oblik lunglai terbaliknya
aku bisa nampak aku
tak perlu lagi nyanyi ting! ting! ting!
itu, Sobatku memeluk bangga jiwa
sejuk, hangat, intim
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
jika hati bergetar,
andai darah mendidih,
rangkai kata kunanti
pada puisilombok@gmail.com
andai darah mendidih,
rangkai kata kunanti
pada puisilombok@gmail.com
3 komentar:
oalaaaaa..puisi tentang penjual bubur kacang ijo yach...ah jadi pengen..hehehe.
LAgi Ultah ya...selamat ya Ndre. Moga-moga selalu happy dan lancar rejeki.Amin.
gak mesti nek ting-ting iku dodol kacang ijo lho. Tapi nek pancen kacang ijo yo gelem aku hehehehe
singgah membaca,
aku betah di sini
salam hangat dari selatan andalas
musi
Posting Komentar