Surabaya, 19 Februari 2008
sepoi menurunkan angin
angin bertiup jadi badai
bunga mekar pasal buah
buah masak jadi ranum
moyang berpinak ayah-bunda
ayah bunda mesra jadi awak
lampau lahirkan kini
tonggak sejarah esok
pantanglah hirau lalu
enggan lupa kemarin
hari ini berada sebab dulu
sekarang untuk merenda masa di depan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
jika hati bergetar,
andai darah mendidih,
rangkai kata kunanti
pada puisilombok@gmail.com
andai darah mendidih,
rangkai kata kunanti
pada puisilombok@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar