Selasa, 03 Juni 2008

Netra Mangkara

Surabaya, 2 Juni 2008

Tak lekang meregang suram hitam
Legam sekar wangi berserak warni
Gelap runtuh tersirat warna semerbak

Aku buta!
Aku netra!
Netra jiwa melantak adab!
Tuna pantang aku berserah!

Mereka kata,
Bagai bodoh si netra membingkai para berbuta

Aku jiwa!
Aku buta tak lihat apa
Aku buta tak kecap gemerlap
Aku buta tak sua kerling bianglala

Mereka kata,
Nan tolol pengarah jua kaum nista mata

Aku buta menuntun para buta
Aku buta melihat lesat jangkau para netra

Aku, si buta, lantang menantang,
Kau netra, tak malu berbalut agama?
Kau mata, hina nian mengecap harta lain?
Kau punya lihat, biadab berjuluk manusia!



saya terang-terangan mengecam ungkapan “seperti orang buta menuntun orang buta”. ungkapan ini sungguh menghina para tuna netra. mereka yang bisa melihat, toh tidak berbuat banyak buat para tuna netra.
Biadab!

Tidak ada komentar:



Robin Moyer pada 1982 memotret beberapa jenazah pengungsi Palestina yang dibantai di Beirut, Lebanon.
jika hati bergetar,
andai darah mendidih,
rangkai kata kunanti
pada puisilombok@gmail.com