Surabaya, 5 Desember 1999
Ketika mulai kutapakkan indera berjalan
di terowongan ini,
dengan tak sadar kebijaksanaan berpaling telah.
Saat langkah-langkahku membawa
jauh di tengah terowongan,
tidak tampak lagi kedewasaan menyerta.
Dan telah jauh masuk terowongan ini,
baru aku sadar aku sendirian.
Aku mata terbuka untuk kembali harus.
Rasa belum terlambat,
meski tubuh terkoyak tercabik pedang berkarat.
Berharap lihat cahaya setitik.
Terang diremang
belum nampak benderang.
Yakin di lubuk jiwa kan jumpa Sang Sinar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
jika hati bergetar,
andai darah mendidih,
rangkai kata kunanti
pada puisilombok@gmail.com
andai darah mendidih,
rangkai kata kunanti
pada puisilombok@gmail.com
2 komentar:
Although there are differences in content, but I still want you to establish Links, I do not know how you advice!
Although we have differences in culture, but do not want is that this view is the same and I like that!
nylon fishing net
Posting Komentar