Minggu, 05 Oktober 2008

GARAM MENGGUGAT

Surabaya, 16 Oktober 1999


Aku adalah garam yang disarikan dari laut,
Yang dipakai hampir di seluruh kehidupan
mahluk yang menamakan dirinya, manusia.

Celakalah bila jangan kunci tak pakai aku.
Nista jika oralit tanpa aku.
Rusaklah krupuk upil alpakan aku.
Bahkan mungkin tak kunjung meledaklah
TNT minus aku.
Kala kurengungi
ipoleksosbudhankamrata akan sangat bodoh
semisal mengabaikan aku

Aku adalah garam yang disarikan dari laut,
tak terlalu sulit mendapatkan diri ini.
Mulai dari daratran timur hingga barat, utara dan selatan.
Mulai dari pasar tradisional hingga supermarket.
Mulai dari warung amigos sampai dapur Hilton.
Mulai dari rumah tangga keluarga sampai tangga negara
aku tak mustahil dijumpai.

Nun hingga kini,
di daratan gemah ripah loh jinawi ini
aku tidak tempat yang nikmat.
Aku mudah dipunya
pula mudah disirna.

Aku murah diharga
makin hampa harga diri
saat hanya ditukar beberapa
keping gemerincing
dibungkus kantong plastik tipis
dijinjing ditenteng.

Hanya di para ibu aku rasa diterima
Cuma di tangan ibu aku diharga.

Aku adalah garam yang disarikan dari laut,
Dengan ini menggugat,

Terkutuklah manusia mencampakkan aku,
akulah menyedapkan masakan mewah mereka.

Tertanda,

Aku

Garam yang disarikan dari laut

2 komentar:

santika saraswati pribadi mengatakan...

garam ... hampir sama dengan lombok ...

kecil, tapi jangan ragukan eksistensinya, bahkan ... jangan harap "sesuatu" akan jadi "sesuatu" jika garam diabaikan ...

LOMBOK! mengatakan...

yap! sama dengan guru
mudah didapat, tlecekan. ada yg PNS dan honorer. cuma blajar 4 tahun di KIP (keguruan dan ilmu pendidikan) ato 1 tahun ambil akta-4, dah bisa ngajar.

tapi lihat sendiri banyak guru yg disia-siakan.

thx for ypur beautiful comment!



Robin Moyer pada 1982 memotret beberapa jenazah pengungsi Palestina yang dibantai di Beirut, Lebanon.
jika hati bergetar,
andai darah mendidih,
rangkai kata kunanti
pada puisilombok@gmail.com