Senin, 19 Mei 2008
Gantariku
Rambut halusmu melambai, waktu kamu datang di dunia ini
Sorak sorai lantang itu pecahi ruang jiwaku dan bundamu
Tiada lagi ngilu ngantuk
Diganjar syahdu roh suci membelai kita
Kau ceria berpelukan dengan kami
Ayah dan bundamu gembira, kita berbagi tempat tidur bersama
Minum dulu, Nduk!
Lepaskan dahaga sirna. Ini energi semesta
Kenyangkan hingga tak tersisa
Yakin besok ada lagi
Detik jantungmu jadi ritme emosi kami
Tangis tengah malammu hantam plafon genting rumah, jadi alaram cinta
Air mandimu kupakai mandi
Budaya hidupku mencuci pakaianmu kini
Ompol hangat nggeloyor merembes di dada melorot ke perutku waktu kau kudekap
Aroma ompol ini wangi selaras jiwa
Segunung celana penuh pipis
Segunung pipis penuh cinta
Segunung cinta penuh Esa
Ini rantai cinta kau, mungilku, dengan aku, ayahmu
Tawon nungging itu nangkring tepat di tengah dua bakpau mungil
Meninggalkan entup di paru-paru
Jidatmu lebar tanda akalmu semoga bakal ramah untuk semua
Untaian cinta hari-hariku yaitu senyum renyah, njaprut mungil bibir tipis, jari-jari pisang, lidah belah kian melet-melet…
Nanti jadi ini
Jadi itu
Jadi apa
Jadi yang mana
Jadi hahaha
Jadi hihihi
Jadi hehehe
tuluslah! putih! terang! lurus! lantang!
Gantari!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
jika hati bergetar,
andai darah mendidih,
rangkai kata kunanti
pada puisilombok@gmail.com
andai darah mendidih,
rangkai kata kunanti
pada puisilombok@gmail.com
3 komentar:
ahahah puisi opo iki, puisi kok mukegile kabeh isie ehehee
loh ada si ikin *sambil liat atas.
Ndre,aku menangkap senangnya menjadi orangtua, menjadi bapak. Kalau kelak anakmu dilamar sudah kau siapkan puisinya?
sungguh ...
puisi yang akan sanggup menenangkan jiwa seorang anak perempuan ... karena dari sini akan muncul keyakinan dalam dirinya, bahwa dia ada di keluarga yang mulia, yang selalu berselimut cinta ...
Posting Komentar