Jumat, 22 Juli 2011
QORIAH
Surabaya, 21 Juli 2011
Syair sakral mengalir dari bibir mungil si Qoriah
Dia bersimpuh di panggung karpet merah istigosah
Pengajian Sangu Romadhon
Wajahnya malu
Mengintip dalam jilbab hitam
Matanya tersipu dalam sajak suci mengalun hangat
Dadaku berdegub kencang
Suaranya lantang menantang para pengecut
Nadanya tegas menghantam para penakut
Aku ditampar
Mataku tak segan berlinang bersama cueknya umat
Tak mau kedipan menghalangi nikmatnya diseka
Telinga hati menangkap semua pesan Qoriah
Hukum suci itu terlentang berwibawa di atas pangkuannya
Tangannya memegang ringan
Erat menahan
Tanpa air mata
Artinya dia tegar
Sang Qoriah menghajarku
Aku tidak tau arti Sang Sabda Suci
Aku tak paham maknanya
Aku tak mengerti pesannya
Tapi aku tau arti Sang Sabda Suci dari sang Qoriah
Tapi aku paham maknanya dari sang Qoriah
Tapi aku mengerti pesannya dari sang Qoriah
Maaf, Qoriahku
Aku terlalu menelanjangimu
Ketika firman suci itu
Simaklah lantun ini
Dari hati sang pelacur
Jumat, 04 Maret 2011
TERSENGAL-SENGAL
Surabaya, 4 Maret 2011
sempit ini belum juga lapang
sejak purnama lalu menyerang
belum juga lengang
masih berhinggap, belum hilang
aku benar tercabik
penuh murka tapi api tak bisa dipantik
tiada bagus pun adanya tanpa apik
hilang sudah semua yang cantik
tiap malam datang
dada kian sempit
batuk berderap
nafas tersengal
betapa jiwa tak ronta
buah hati juga sama lagi nestapa
aku sekarang tiada harta
besok juga masih pastinya tiada
sepertinya semangat habis
tak tega lihat tulang rusukku mengempis
lubang-lubang ini belum sanggup kulapis
makin lama kian tipis
tiap malam datang
dada kian sempit
batuk berderap
nafas tersengal
Rabu, 23 Februari 2011
PENTOL LEMES
Surabaya, 22 januari 2011
pentol-pentol sudah siap dari subuh
sausnya bisa cepat buatnya
yang paling penting memang pentol sama tahu
Sujono sudah seharian keliling Surabaya
Sujono selalu ngontel muteri Bulak, Genteng, Petemon
Sujono berhasil menjual
sedikit
di sekolahan
di kampung
di samping TP
Sujono bekalnya cuma mandi sama sikat gigi
topi kalep selalu mancep di kepala sedikit nutupi mata
Hari ini pentolnya banyak belum habis
masih numpuk dalam dandang dan
dalam kresek di laci
Sujono sudah capek
mukanya sudah kumal seperti baju celana panjangnya
2 hari belum ganti
Kakinya punggungnya lehernya juga lemas dihantam Surabaya
Sepeda rombongnya dijagrang samping dekat buk
di Petemon Kuburan
Sujono duduk di buk
topinya masih nangkring di kepala
tertunduk
Sujono terlelap sejenak
letihnya menang atas tuntutan marketing pentol
pentolnya masih banyak
belum habis
Langganan:
Postingan (Atom)
jika hati bergetar,
andai darah mendidih,
rangkai kata kunanti
pada puisilombok@gmail.com
andai darah mendidih,
rangkai kata kunanti
pada puisilombok@gmail.com